Hasil pindang ikan asal Desa Tanjungsari, Kecamatan Rowosari selama ini dipasok ke daerah atas seperti Sukorejo, Parakan, Temanggung, dan Wonosobo. Sebanyak 400 warga setempat saat ini menggantungkan pencahariannya dari produksi pemindangan ikan.
Salah satu pemindang Kasmadi (35), mengaku sudah menekuni usahanya sejak 1997 silam. Tiap hari dia mampu memproduksi pindang sebanyak 35 rege. Satu rege yang terbuat dari anyaman bambu berisi 5-6 ekor ikan tongkol ukuran sedang.
“Semua bahan baku sudah ada yang memasok, sebagian berasal dari Prigi, Jatim,” ujar Kasmadi. Ikan pindang hasil produksinya benar-benar tanpa pengawet dan mampu bertahan hingga dua hari. Untuk menghasilkan pindang ikan yang bagus, Ikan yang sudah dibersihkan dibungkus kertas lantas diberi garam dan alang-alang agar ikan lebih tahan lama.
Pemindang lain Nuryati, 39, mengaku sudah menekuni usaha tersebut sejak 1998 silam. Tiap hari dia mampu memproduksi pindang sebanyak 80 kilogram. Namun saat puasa, produksi pindang bisa naik hingga tiga kali lipat. Ikan yang dipindang jenis tongkol dan layang.
“Biasanya produksi pindang berhenti sebentar saat musim hujan karena bahan baku yang tidak tersedia,” ujar Nuryati.
Sat ini para pemindang sudah beralih menggunakan kompor gas dibandingkan kayu bakar. Selain lebih irit, juga tidak menimbulkan asap.,
Dipost : 2019-07-06 08:31:32 | Dilihat : 834
Share :
