Tanjungsari - Desa Tanjungsari Kecamatan Rowosari, Sentra Ikan Asap dan Dikirim Hingga Luar Kota

Desa Tanjungsari Kecamatan Rowosari, Sentra Ikan Asap dan Dikirim Hingga Luar Kota

JATENGPOS.CO.ID, KENDAL - Bagi masyarakat Desa Tanjungsari Kecamatan Rowosari, mengolah hasil tangkapan ikan laut menjadi ikan asapan adalah pekerjaan yang saban hari dilakoni. Mengasapi berbagai jenis tangkapan ikan laut yang diperoleh dari para nelayan sudah menjadi mata pencaharian warga untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Salah satunya Supri (54) warga RT 2 RW 4 yang sudah sekitar 25 tahun bekerja mengolah ikan laut untuk diasapi. Hasilnya kemudian dijual ke sejumlah daerah sekitar, Kendal, Boja, Sumowono, Ungaran.

Bahkan tidak hanya di Desa Tanjungsari saja, di desa lainnya seperti di Desa Bulak 1 dan Bulak II juga banyak warga yang melakukan pekerjaan mengolah hasil tangkapan ikan dijadikan ikan asapan kemudian dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan lokal dan luar daerah.

“Sudah lama sekali mas saya menjalani pekerjaan ini. Dikampung sini tidak saya saja, kendati ada beberapa bekerja sebagai petani. Namun hampir sebagian masyarakat juga sehari-hari bekerja seperti saya yakni mengasapi ikan,” ujarnya kepada Jateng Pos, Rabu (29/11/).

Dikatakan, rata-rata setiap warga yang seharinya bekerja mengasapi ikan ini mampu mengolah sebanyak 50 – 70 kilogram ikan asap. Kemudian ikan asapan tersebut dijual keberbagai daerah dalam bentuk potongan maupun kiloan.

“Permintaan pangsa pasar justru banyak di luar daerah dibandingkan lokal. Jika di luar daerah dalam sehari kita mampu melayani sebanyak 50 – 70 kg per harinya, kadang bisa lebih. Dari bahan baku semula yang kita peroleh 150 kg setelah diasapi tinggal 60 – 75 kg,” kata Supri.

Kebutuhan bahan baku, lanjut Supri, tergantung ketersediaan yang ada di lapangan yakni pengepul ikan basah maupun di tempat pelelangan ikan. Seperti diketahui, di Kendal ada beberapa lokasi tempat pelelangan ikan yakni di Weleri, Bandengan dan Kaliwungu.

“Saban hari kita memerlukan bahan baku ikan basah hasil tangkapan nelayan. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut tidaklah susah, sebab di Kendal banyak diperoleh. Seperti di pengepul ikan maupun di tempat pelelangan ikan hasil tangkapan nelayan,” terang dia.

 

Diungkapkan, olahan ikan asapan yang diproduksi saban harinya berupa ikan tongkol, kapas, pari, cucut dan lainnya. Dari hasil pengolahan ikana sapan tersebut, Supri mampu meraup pendapatan Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta per harinya.

“Alkhamdulilah saban hari bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Mengkonsumsi ikan asapan manfaatnya banyak, sebab kandungan protein nabatinya baik untuk tubuh manusia. Setiap hari dari hasil pengolahan penjualan ikan asapan bisa meraup Rp 750 ribu per 50 kilogramnya,” bebernya.

Senada dikatakan Siti Barokah (35), yang baru sekitar 3 tahun menggeluti usaha ikan asapan lantaran meneruskan usaha orang tuanya ini. Ia mengaku cukup dan lebih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengolah ikan laut menjadi ikan asapan.

“Alhamdulilah bisa meneruskan usaha orang tua dari pada harus bekerja ke luar daerah. Kebutuhan sehari-hari tercukupi, dan terkadang bisa mendapat keuntungan lebih jika permintaan semakin banyak,” tukasnya.


Dipost : 11 Juli 2019 | Dilihat : 768

Share :